Devosi
Definisi
dan inti devosi kepada
Bunda Maria dalam tradisi Iman Gereja Katolik.
Bunda Maria dalam tradisi Iman Gereja Katolik.
I. DEFINISI:
Devosi Marial (hyperdulia) adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang masih sedang dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi (bdk.LG No. 66) Setelah mendapat khabar gembira dari Malaikat Tuhan (Lukas 1:26-38), Maria amat bersukacita dan bernubuat: "Yes, from this day forward all generations will call me blessed, for the Almighty has done a great things for me" (Lukas 1:48).
Secara singkat kita dapat menyebut beberapa alasan pokok mengapa Maria dapat dihormati khusus dan dapat dimintakan pengantaraan doanya oleh umat beriman:
Devosi Marial (hyperdulia) adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang masih sedang dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi (bdk.LG No. 66) Setelah mendapat khabar gembira dari Malaikat Tuhan (Lukas 1:26-38), Maria amat bersukacita dan bernubuat: "Yes, from this day forward all generations will call me blessed, for the Almighty has done a great things for me" (Lukas 1:48).
Secara singkat kita dapat menyebut beberapa alasan pokok mengapa Maria dapat dihormati khusus dan dapat dimintakan pengantaraan doanya oleh umat beriman:
- Pertama, Maria dipilih Tuhan secara istimewa untuk menjadi Bunda Tuhan Yesus Kristus juru selamat manusia. Pemilihan yang istimewa ini sangat dirasakan akibatnya yang membahagiakan oleh Gereja sepanjang masa.
- Kedua, seperti yang dijelaskan oleh Lumen Gentium No.62, keibuan Maria dalam tata rahmat berlangsung terus tanpa putus, mulai dari persetujuan yang diberikannya dengan setia pada saat menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel dan yang dipertahankannya tanpa ragu sampai di kaki salib sampai kepada kesempurnaan abadi semua orang beriman. Karena setelah diangkat ke surga, Maria tidak meninggalkan tugas ini, melainkan melanjutkannya melalui peraantaraan limpah dengan memberikan kita anugerah keselamatan abadi. Hal itu menunjukkan bahwa peran Maria dalam tata penyelamatan tetap aktual sepanjang sejarah Gereja tanpa terhenti oleh hilangnya Maria secara fisik dari panggung sejarah dunia. Karena itu Maria sungguh melebihi segala makluk di surga maupun di bumi, dan keunggulan ini sekaligus menjadi alasan bagi umat beriman untuk memuji, mencinta khusus, mengagumi dan menghormati Maria sambil meneladani dan memohon bantuan pengantaraan doanya pada Allah.
II. INTI DEVOSI KEPADA MARIA:
Kalau
diperiksa dengan teliti, maka kita akan menemukan tiga elemen yang membentuk
kesatuan inti devosi kepada Maria, yaitu: puja-puji Maria, mencontoh Maria dan
memohon bantuan pengantaraan doa Maria.
- Memuji Maria
Puja-puji merupakan salah satu
elemen inti devosi kepada Maria. Kitab Suci sendiri mencatat pujian Elisabet
dan anak dalam rahimnya sebagai pujian paling pertama bagi Maria:
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah
rahimmu. Siapakah aku ini sampai IBU TUHANKU datang mengunjungi aku?...anak di
dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia yang telah
percaya" (Luk 1:42-45). Dalam devosi marial, umat beriman, sama seperti
dilakukan Eliabeth dan anak dalam rahimnya, mengagumi dan menghormati Maria
karena perannya menjadi ibu Tuhan, Bunda Mesias. Bunda Maria dipuji karena
karya agung Allah dalam diriNya. Maria tidak dihormati seakan dia berprestasi
atas usaha-usahanya sendiri, melainkan karena di dalam dia Allah berkarya
secara luar biasa St. Chrisostomus memberikan contoh tentang bagaimana dan apa
alasan Maria dipuji: "Sungguh pantas dan wajarlah kami memuji dikau, o
Bunda Allah yang amat kudus, suci murni dan bunda Tuhan kami. Kami menghormati
engkau yang seharusnya dipuji melebihi Kerubim dan Seraphim. Engkau yang tanpa
kehilangan keperawananmu melahirman Sabda Tuhan. Engkaulah sungguh-sungguh
Bunda Allah.
- Mencontoh Maria
Dalam devosi marial, kita tidak
hanya cukup sampai pada sikap heran, kagum dan puji Maria karena karya Agung
Allah dalam dirinya, tapi kita, umat beriman juga harus mencontohi Maria
sebagai citra dalam hal iman, cintakasih persatuan yang sempurna dengan
Kristus. Gereja mengajarkan bahwa Maria adalah typos Gereja (gambaran Gereja),
gambaran umat beriman dalam perjalanan menuju Allah. Itu berarti dalam usaha
menjawab panggilan Allah, kita bisa belajar pada Maria tentang bagaimana
menjawab panggilan Allah dan hidup seturut firmanNya, tentang bagaimana
mengikuti Yesus secara sempurna, dan bagiamana melaksanakan kehendak Allah
dengan setia.
- Memohon pengantaraan doa Maria:
Di samping memuji dan mencontohi
berbagai keutamaan Maria, umat beriman dapat berdoa kepada Maria. Akan tetapi
diusahakan sekian sehingga doa-doa itu tidak bercorak seakan-akan Maria dapat
menganugerahi sesuatu tanpa diketahui Allah sendiri. Doa kepada Maria lebih
berarti DENGAN ALLAH. Tentang ini St. Thomas Aquninas menjelaskan, doa
dalam artinya sebenarnya memang hanya ditujukan kepada Allah karena hanya Allah
yang patut disembah. Selain itu doa kita dimaksudkan untuk memperoleh rahmat
yang hanya bisa diberikan oleh Allah seorang diri. Tapi kalau doa-doa kita
ditujukan kepada para malaikat dan orang kudus, maka hal itu terjadi karena
mereka sudah dipersatukan secara erat dengan Allah dan doa-doa kita akan
menjadi lebih efektif melalui doa-doa dan jasa kepengantaraan mereka. Jadi para
kudus sendiri tidak mengabulkan doa kita, tapi mereka dapat mendoakan kita pada
Allah, atau menyampaikan doa-doa kita kepada Allah.
III. MACAM-MACAM GEJALA PRAKTEK
DEVOSI MARIAL:
Berdasarkan alasan-alasan di atas,
maka diperkirakan bertumbuhlah kepercayaan akan perlindungan Maria dan
bentuk-bentuk devosi kepadanya, seperti:
A. Doa kepada Maria:
Seperti Doa Salam Maria, Sabtu
sebagai Hari Maria dan Mei sebagai Bulan Maria.
- Doa Salam Maria:
Doa salam Maria berasal dari Salam
Malaikat Gabriel (Lk 1:28) dan pujian Elisabet (Lk 1:42). ada abad ke-VI untuk
pertama kalinya di Gereja Timur (Yunani) "Salam Malaikat Gabriel dan
pujian Elisabeth" digabungkan: "Salam Maria penuh rahmat. Tuhan
sertamu. Terpujilah Engkau di antara semua wanita dan terpujilah buah tubuhmu
Yesus". Rumusan doa ini dijadikan sebagai doa antiphon dan didaraskan
secara berulang-ulang. Baru setelah beberapa tahun kemudian, antiphon yang
berasal dari salam malaikat dan Elisabeth ini disatukan dengan doa permohonan
Gereja (umat beriman): "Santa Maria Bunda Allah, doakan kami yang berdosa
ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin."
- Sabtu sebagai Hari Maria:
Pada abad yang sama (IV) Hari Sabtu
juga dipersembahkan kepada Maria untuk mperingati kedukaan Maria yang sangat
dalam atas kematian PuteraNya Yesus Kristus.
- Mei sebagai Bulan Maria:
Mei masih merupakan bagian musim
semi untuk Eropa. Karena itu umat Eropa dulu mempersembahkan bulan Mei kepada
Maria agar bunga-bunga yang bersemua pada bulan ini mendorong kita untuk
merenungkan kelimpahan harta rohani Bunda Maria. Seperti bunga-bunga musim semi
menghiasi bumi, demikian juga umat beriman diharapkan secara alamiah bagai
bunga-bunga bersemi menghormati maha pencipta bersama Maria.
B. Empat Antipon Utama Maria:
1.
|
Alma Redemtoris Mater:
|
|
|
2.
|
Ave Regina Caelorum
|
|
|
3.
|
Regina Caeli
|
|
|
4.
|
Salve Regina:
|
|
Dalam doa litani, Maria diberi gelar
dan nama yang bermacam-macam, dan kemudian dia dipuji berdasarkan gelar-gelar
itu.
IV. DOA ROSARIO DAN SEJARAHNYA:
- Definisi:
Doa Rosario: doa kepada atau
melalaui Maria dengan mendaraskan 150 kali Salam Maria sambil merenungkan
peristiwa-peristiwa inti hidup Yesus dan Maria sambil menghitung biji rosario
(to keep truck).
- Rosario dalam sejumlah agama:
Kebiasaan berdoa dengan menggunakan
hitungan biji-bijian sudah sangat tua usianya.
- Orang peru kuno sudah memakai hitungan manil-manik dalam doa mereka.
- Di Ninive (abad IX BC) ditemukan angka pahatan yang memperlihatkan sebuah untaian manik-manik.
- Orang Islam, Hindu, Bunda di Cina, India dan Jepang sudah lama mengenal kebiasaan berdoa sambil memakai hitungan biji-bijian.
- Umat Islam khususnya mengenal doa yang disebut "doa tasbih", yaitu doa yang terdiri atas sebuah untaian 99 butir untuk menyebut nama Allah yang Mahaesa.
- Tasbih yang sama sudah ada pada umat Kristen Timur (Yunani) sejak lama yang mengulang-ulang doa pendek tertentu dengan menyebut nama Allah dan Yesus Kristus.
- Rangkaian doa tasbih ditemukan dalam kubur Santa Getrudis dari Nivella pada abad yang ke IV.
- Para pertapa di padang gurung dulu juga biasa memakai hitungan biji tasbih dalam doa mereka. Para pertapa itu mempunyai sebuah bakul yang berisikan kelereng yang berfungsi untuk menghubungkan doa-doa mereka yang mereka ucapkan setiap hari.
Itu berarti, pemakaian hitungan biji
tasbih dalam doa-doa sudah sangat tua usia nya dan merupakan suatu gejala umum
pada setiap agama, dan umumnya bertujuan untuk MENGHITUNG DOA-DOA TERTENTU
SEHINGGA MUDAH DIDARASKAN BERSAMA DAN UNTUK MENCIPTAKAN KONSENTRASI WAKTU
BERDOA.
- Doa Rosario pada Abad Pertengahan:
"Rosario" berasal dari
kata bahasa Latin "rosa", artinya "bunga mawar". Sedangkan
"rosario" artinya "rangkaian atau untaian karangan bunga
mawar". Di Eropa dulu (dan sampai sekarang), bunga mempunyai arti yang
sangat penting. Bunga bisa diberikan kepada seseorang sebagai tanda cinta,
sayang atau hormat.Pada abad pertengahan khususnya, seorang hamba mempunyai
kebiasaan merangkaikan karangan bunga mawar untuk kemudian dipersembahkan
kepada tuannya. Diperkirakan bahwa umat Kristen pada zaman ini secara imitatif
mengambil alih kebiasaan ini. Dalam devosi kepada Maria, umat Kristen menyadari
diri sebagai hamba-hamba Maria. Lalu sebagai pelayaan Maria, mereka
merangkaikan bunga mawar (wreaths and crowns of roses) untuk dipersembahkan kpd
Maria. Demikianlah devosi marial pada abad pertengahan berpusat pada simbol
bunga mawar. Caranya: Umat Kristen merangkaikan bunga mawar itu semacam
mahkota, lalu meletakannya di rumah ibadat di depan gambar atau patung St.
Maria. Dalam proses merangkaikan bunga mawar itu, mereka mengucapkan litani
pujian kepada Maria. Dengan itu tidak terlalu sulit untuk memahami bahwa biji
tasbih atau mani-manik yang sekarang lebih dikenal dengan nama BIJI ROSARIO
merupakan perkembangan untaian mahkota bunga mawar itu.
- Hubungan Doa Rosario dan 150 Mazmur Daud:
Pada mulanya doa Gereja perdana
berpusat sekitar 150 mazmur
Daud. Pada jaman Renainsance pada umumnya umat beriman, yang dapat membaca,
memiliki buku doa mazmur. Pada rahib biasanya membagi 150 mazmur
itu atas tiga bagian berdasarkan atas tiga pembagian waktu doa yaitu pagi,
siang dan malam., sehingga menjadi 3 kali 50 mazmur.
Sedangkan umat beriman, yang tidak dapat membaca, dapat mendaraskan 150 kali Doa Bapa Kami dan Salam
Maria sebagai ganti 150 mazmur
Daud ( 3 kali 50) dalam waktu sehari. Dan untuk menjamin konsetrasi dalam
berdoa, mereka memakai bantuan hitungan tasbih. Dengan demikan, pada mulanya
doa rosario menjadi doa pengganti doa mazmur
bagi saudara-saudara yang tidak dapat membaca. Sebab itu, waktu kerap kali doa
Rosario disebut "Kitab mazmur Maria" (the Psalter of Our Lady). Doa Rosario dalam
paralelitasnya dengan doa Mazmur dapat dirincikan sebagai berikut:
·
Sepuluh kali doa "Salam
Maria" berperan sebagai pengganti pendarasan Mazmur,
·
dan "kemuliaan kepada
Bapa..." berperan sebagai doa tanggapa
- Bulan Oktober sabagai Bulan Rosario:
Semangat dan minat umat Kristen
Katolik terhadap doa rosario
mendorong sejumlah Paus untuk menetapakan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Paus Leo XIII
secara resmi yang secara resmi menetapkan bulan Oktober sebagai bulan rosario,
menulis: "Kepada Bunda Surgawi ini kita telah persembahkan kembang-kembang
mawar pada bulan Mei, maka kepadanya kita juga hendak mempersembahkan paneh
buah-buahan yang berlimpah bulan Oktober dengan hati yang penuh ikhlas."
Pada tahun 1883, dalam Eksikliknya "Supremasi Apostolatus" Paus Leo XIII
menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario bagai semua Gereja Kristen
Katolik. Pada tahun 1885 malah Paus ini mengatakan bahwa umat dapat memperoleh
indulgensi dengan berdoa Rosario
pada bulan Oktober. Dalam sebuah suratnya, Paus Leo XIII
lagi-lagi mengijinkan para petani, yang pada umumnya sangat sibuk mengumpulkan
panenan pada bulan Oktober, untuk menunda berdoa Rosario pada
bulan November atau Desember.
- doa rosario dan Tarekat Dominikan: Ada yang berpendapat bahwa Doa Rosario ditemukan (diciptakan) oleh Tarekat Dominikan di bawah pimpinan Alanus De Rupe. Pendapat ini tidak benar seluruhnya. Tapi yang jelas bahwa dalam sejarah Gereja, Tarekat Dominikan dikenal berjasa dalam menyebarluaskan dan mempopulerkan Doa rosario di sebagian besar wilayah Eropa pada Abad Pertengahan. Pada tahun 1470 Alanus de Rupe (Dominikan) mendirikan sebuah Tarekat Religius bernama "Serikat Mazmur Yesus dan Maria" (Conferternity of the Psalter of Jesus and Mary". Di dalam dan melalui tarekat ini Alanus de Rupe menunjukan semangat dan kecintaannya yang sangat besar kepada Bunda Maria.Pada abad yang sama di Eropa, terutama di Perancis dan Italia, munculah sebuah kelompok heretis yang disebut Kaum Albigensis. Malalui kothbah yang berapi-api dan semangat doa yang tinggi, termasuk secara khusus doa-doa kepada Bunda Maria, Alanus de Rupe dan kaum biarawan Dominikan lainnya berhasil mentobatkan kaum Albigensis dan membawa mereka kembali kepada ajaran Gereja yang benar.
Rm.
Alex Jebadu, SVD
numpang copas...buat bahan,makasih gan..
BalasHapus